13 Mar
898

Rektor UIN Banten Prihatin Tenaga Pendidik di Banten Jadi Pelaku Kasus Pelecehan Seksual

HumasUIN - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten Prof Dr KH Wawan Wahyudin merasa prihatin dengan adanya tenaga pendidik yang menjadi pelaku pelecehan seksual.

Wawan mengaku lebih prihatin lagi ketika kasus pelecehan yang menyeret tenaga pendidik itu berasal dari lingkungan pendidikan seperti pondok pesantren. 

” Ya yang pasti kami prihatin,” ungkap Rektor saat wawancarai di kampus II UIN SHH Banten di Curug, Kota Serang, Jumat (3/3).

Wawan mengatakan, di era globalisasi saat ini perkembangan teknologi menjadi sebuah tantangan dan faktor yang menimbulkan banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak.

Ia pun membandingkan cara berkenalan antara zaman dulu dan saat ini. Dulu ketika seorang pria ingin berkenalan dengan dengan perempuan, harus menghampirinya secara langsung ke rumah. Namun saat ini, perempuan dan laki-laki bisa saling berkenalan hanya melalui media sosial.

“Karena ini era global dan tantangan juga lebih dahsyat. Dulu kalau ingin mengenal anak-anak gadis mungkin kita bisa ngobrol dengan orang tuanya, kan terbuka. Sekarang ini masuknya melalui Instagram, melalui Facebook,” katanya.

Menurutnya, sebagai bentuk pencegahan dan memberikan rasa aman kepada para korban, maka para pelaku pelecehan seksual haruslah dihukum berat.

“Saya kira adik-adik bisa menilai sendiri situasi sekarang ini ya. Seperti gara-gara cemburu saja masa bekas kloset dipakai untuk membunuh ya. Kemudian di Bayah, seorang istri dibacok. Saya kira ini tantangan lah yang harus kita hadapi. Caranya tiga untuk mencegah. Menurut saya, pertama kita harus ikhtiar. Ikhtiarnya apa, penegakan hukum harus tegak ya. Yang kedua sabar, dan ketiga sholat,” terangnya.

Selanjutnya, ia meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak dan terus melakukan dakwah tentang bahaya hal-hal seperti itu.

Di lingkungan kampus UIN, dirinya menegaskan kepada para mahasiswanya untuk terus meningkatkan kualitas spiritual dengan mengikuti berbagai kegiatan, termasuk kuliah subuh yang pihaknya gelar setiap hari Jumat pagi.

“Saya tidak membeda-bedakan ya. Sekarang ini tenaga pendidikan tidak hanya guru ya, bisa masyarakat, bisa tokoh agama, bisa orang tua. Ya siapa pun lah. Dakwah kita sampaikan karena ada masalah kadang-kadang setan tuh lebih pintar dari kita,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, pada Januari-Februari 2023 terungkap beberapa kasus kekerasan seksual di Banten dan dilaporkan ke pihak kepolisian. Dari kasus tersebut, pelakunya ada dari tenaga pendidik. (Radarbanten.co.id)