HumasUIN – Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di era digital yang kompetitif, Tim Pembinaan Kegiatan Mahasiswa (TPKM) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten sukses menggelar program intensif Pelatihan dan Sertifikasi dengan skema Content Creator. Kegiatan bergengsi ini diperuntukkan bagi dosen dan tenaga pendidik (tendik) terpilih UIN Banten dan diselenggarakan selama tiga hari penuh, mulai dari tanggal 11 hingga 13 Desember 2025, bertempat di Four Stars by Trans Hotel Bali.
Sebanyak 18 orang dosen dan tendik menjadi peserta yang berkesempatan mengikuti program sertifikasi kompetensi ini. Angka ini mencerminkan komitmen UIN Banten untuk memastikan bahwa staf pengajar dan kependidikan mereka tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki keterampilan digital praktis yang teruji dan diakui secara nasional, khususnya dalam mengelola citra institusi dan mendukung kegiatan promosi digital.
Rangkaian kegiatan sertifikasi ini dirancang secara sistematis untuk menguji kompetensi peserta secara menyeluruh. Dimulai pada hari pertama (11 Desember), para peserta menerima pemaparan mendalam dan penugasan praktik langsung, mencakup proses kreatif dalam pembuatan konten baik untuk produk digital maupun visualisasi lokasi. Fokus utama dari sesi ini adalah membekali peserta dengan kerangka berpikir seorang content creator profesional yang mampu menghasilkan karya yang menarik, informatif, dan sesuai standar industri.
Hari kedua dan ketiga (12-13 Desember) difokuskan pada sesi Uji Kompetensi yang sesungguhnya. Dalam sesi krusial ini, setiap peserta diuji secara individu oleh asesor berpengalaman dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Proses pengujian ini menjadi penentu apakah peserta layak menyandang sertifikat kompetensi yang dikeluarkan di bawah naungan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Keberhasilan dalam sesi ini akan mengukuhkan status mereka sebagai content creator yang tersertifikasi dan berstandar nasional.
Menjelaskan pentingnya validasi ini, Ivan Suaidi, S.Sos., M.M., salah satu asesor yang memimpin kegiatan ini, menekankan bahwa sertifikasi bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan sebuah kebutuhan yang sangat relevan dengan regulasi ketenagakerjaan dan pendidikan tinggi di Indonesia.
“Kompetensi content creator saat ini wajib dibuktikan dengan validasi formal. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang secara tegas menyatakan bahwa pengakuan kompetensi kerja harus dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja,” ujar Ivan Suaidi. Ia menambahkan bahwa relevansinya di dunia pendidikan diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk memberikan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) kepada lulusannya.
“Sertifikat BNSP, yang dikeluarkan oleh LSP berlisensi, adalah ‘Validasi’ resmi yang melengkapi SKPI tersebut. Ini memastikan bahwa lulusan, termasuk para dosen dan tendik yang berperan sebagai ujung tombak institusi, tidak hanya bilang bisa tetapi harus diakui bisa oleh negara dan pasar kerja,” tegasnya. Sertifikasi ini berfungsi sebagai mata uang baru kompetensi, memungkinkan pemegang sertifikat bersaing tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga di lingkup ASEAN.
Melalui Lembaga Kompeten Akademi Muda Indonesia (KAMI), Ivan Suaidi menyatakan tekadnya untuk terus menjadi solusi terdepan dalam meningkatkan kompetensi dan sertifikasi. Program ini menjadi bukti nyata keseriusan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten melalui TPKM dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, kompeten, dan siap menghadapi tantangan industri kreatif dan digital di masa depan.