Lima Guru Besar UIN Banten Dikukuhkan: Rektor Ajak Profesor Baru Rendah Hati dan Kolaboratif

HumasUIN – UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten kembali mencetak sejarah dengan mengukuhkan lima guru besar baru dalam Sidang Senat Terbuka. Acara seremonial yang berlangsung khidmat dan penuh makna ini digelar di Auditorium Lantai 3 Gedung Rektorat pada hari Senin, (15/12/2025).

Sidang senat terbuka dipimpin secara langsung oleh Ketua Senat, Prof. Dr. H. B. Syafuri, M. Hum. Kehadiran jajaran pimpinan tinggi universitas, meliputi Rektor, Wakil Rektor I, II, dan III, Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK), Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama (AAKK), seluruh Dekan Fakultas, para Kepala Bagian, serta puluhan tamu undangan, menunjukkan tingginya apresiasi terhadap pencapaian akademik ini.

Lima akademisi yang resmi menyandang gelar profesor pada hari tersebut berasal dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, memperkaya khazanah keilmuan UIN Banten. Mereka adalah:

  1. Prof. Dr. Suadi Sa’ad, M.Ag, dikukuhkan dalam Ranting Ilmu Tasawuf.
  2. Prof. Dr. Sholahuddin Al Ayubi, M.A, dikukuhkan dalam Ranting Ilmu Antropologi Agama.
  3. Prof. Dr. Endad Musaddad, M.A, dikukuhkan dalam Ranting Ilmu Hukum Islam Indonesia.
  4. Prof. Dr. Muhajir, M.A., dikukuhkan dalam Ranting Ilmu Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.
  5. Prof. Dr. Subhan, M.Ed, dikukuhkan dalam Ranting Ilmu Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bahasa Arab.

Dalam sambutannya yang sarat makna, Rektor UIN SMH Banten, Prof. Dr. H. Muhammad Ishom, menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas capaian akademik para dosen. Prof. Ishom menegaskan bahwa gelar guru besar bukanlah akhir dari segalanya, melainkan penegasan kembali peran fundamental seorang pendidik.

“Setinggi apapun cita-cita dosen, toh ternyata setelah kita berhasil di puncaknya, kita ternyata kembali menjadi guru. Sehebat apapun dosen, seilmuwan apapun dosen, seilmiah apapun dosen, puncaknya tetap menjadi guru, Bapak,” tutur Prof. Ishom.

Rektor melanjutkan, puncak capaian ini harus diiringi dengan sikap tawadhu’ atau kerendahan hati. “Maka dari itu kudu lebih tawadhu’ rendah hati. Jangan takabur,” tegasnya, menekankan pentingnya moralitas dan etika di tengah pencapaian intelektual tertinggi.

Prof. Ishom juga memberikan ilustrasi menarik mengenai keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Beliau menceritakan kisah seorang guru besar yang bertemu dengan tukang getek, yang menunjukkan bahwa penguasaan ilmu di kelas tidak selalu relevan dengan tantangan praktis di lapangan, dan sebaliknya.

“Ini artinya Bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati, ilmu yang kita punya ini adalah sangat terbatas. Maka dari itu, keterbatasan bukan berarti kekurangan kita, tetapi keterbatasan itu adalah untuk kolaborasi di antara kita,” jelasnya.

Menutup sambutannya, Prof. Ishom memberikan target dan harapan besar bagi kemajuan institusi. Beliau meminta agar setiap guru besar yang baru dikukuhkan dapat menjadi mentor dan katalisator, sehingga masing-masing mampu melahirkan satu guru besar lagi di bawah bimbingannya.

“Saya minta, guru besar satu harus bisa melahirkan guru besar satu. Ini lima berarti harus lahir lima lagi. Harapannya nanti bisa lahir sepuluh,” pungkas Prof. Ishom, sambil mengucapkan selamat dan mendoakan agar para guru besar senantiasa beroleh berkah.


Jl. Jendral Sudirman No. 30
Ciceri, Kota Serang, Provinsi Banten,
Indonesia 42118

Jl. Syech Nawawi Al-Bantani
Curug, Kota Serang, Provinsi Banten
Indonesia 4217

Jl. Jend. Sudirman No.227,
Sumurpecung, Kec. Serang, Kota
Serang, Provinsi Banten Indonesia
42118

 Hak Cipta 2025 – UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Email : surat@uinbanten.ac.id No. Tlp : (0254) 200 323