HumasUIN – UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menggelar kegiatan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2025–2029 di Forbis Hotel Cilegon, Kamis (25/9). Kegiatan ini diikuti 75 peserta, termasuk Rektor, para Wakil Rektor, Senat, Kepala Biro, Dekan, hingga Kepala Unit di lingkungan kampus.
Kepala Biro AUPK yang juga Ketua Pelaksana Renstra, Dr. H. Zaenuri, S.Ag., M.Hum mengatakan dokumen Renstra telah melalui sejumlah tahapan konsultasi dengan fakultas dan lembaga di lingkungan UIN. Namun, ia menekankan perlunya pendampingan lebih intensif terkait kelengkapan dokumen, khususnya kerangka acuan kerja dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang transparan dan terukur.
“Penyusunan Renstra harus didukung data valid dan format anggaran yang jelas, bukan sekadar paket kegiatan yang ambigu,” ujarnya.
Ia menargetkan dokumen final Renstra dapat diajukan ke Kementerian Agama pada minggu kedua Oktober 2025 untuk ditetapkan sebagai acuan pengembangan universitas selama lima tahun ke depan.
Kegiatan ini juga menjadi momentum persiapan Dies Natalis ke-63 UIN Banten yang akan digelar pada 16 Oktober 2023. Rektor mengajak seluruh pihak, baik internal maupun eksternal, untuk mendukung agenda strategis ini demi kemajuan berkelanjutan kampus.
“Tanpa kolaborasi semua pihak, upaya ini akan hambar. Kita butuh sinergi nyata, bukan hanya retorika,” pungkasnya.
Rektor UIN Banten, Prof. Dr. Muhammad Ishom, M.A menyampaikan arah strategis yang ambisius. Saat ini, UIN Banten berada di peringkat ke-14 di antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) secara nasional dan peringkat ke-6.161 dalam pemeringkatan global. Ia menargetkan kampusnya masuk 10 besar PTKIN dan 500 besar dunia dalam empat tahun ke depan.
“Kita tidak hanya mengejar globalisasi, tapi harus mengintegrasikannya dengan kearifan lokal Banten seperti tradisi pesantren, tasawuf, dan budaya setempat sebagai nilai tambah akademik,” ungkap rektor.
Rektor berharap dengan adanya kegiatan ini semua unit yang ada di UIN Banten bisa berkolaborasi dalam membangun UIN Banten sehingga siap berdaya saing global dengan mengembangkan budaya lokal.