HumasUIN – Ma’had Al-Jami’ah UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menyelenggarakan Dauroh Kitab Roddul Mutasyabihat ilal Muhkamat. Kegiatan yang berfokus pada penguatan ilmu tafsir ini diikuti oleh 84 mahasantri dan dilaksanakan di Sakan B pada Sabtu (15/11). Dauroh ini bertujuan memperdalam pemahaman mahasantri terkait konsep ayat muhkamat dan mutasyabihat.
Kegiatan ini mengusung tema penting: “Menjaga Kemaksuman Nabi Muhammad melalui Kajian Ilmiah terhadap Ayat-ayat yang Secara Dzohir Terkesan Menyudutkan Nabi, dengan Penafsiran yang Berlandaskan Pemahaman yang Sahih dan Valid.” Tema ini secara eksplisit menekankan urgensi menjaga kemuliaan dan kemaksumaan Nabi melalui pendekatan penafsiran ilmiah yang sahih dan teruji.
Wakil Rektor III UIN SMH Banten, Dr. Dedi Sunardi, M.H, dalam sambutan pembukaannya, menegaskan kembali peran Ma’had sebagai pusat pembinaan keilmuan dan adab. Ia menjelaskan bahwa kurikulum Ma’had dirancang secara inklusif dan bertahap, sehingga dapat diikuti oleh mahasantri dari berbagai latar belakang jurusan, termasuk dari rumpun sains. Menurut Dr. Dedi Sunardi, penguatan pemahaman tafsir sangat krusial untuk menghadapi maraknya penafsiran instan dan masifnya informasi keagamaan yang tidak terverifikasi di ruang digital saat ini.
Dauroh ini menghadirkan pemateri Ust. Muhamad Rama Saputra, S.Ag, seorang alumni S-1 Ilmu Hadis UIN SMH Banten. Dalam penyampaiannya, Ust. Rama Saputra menjelaskan metode yang digunakan para ulama dalam menafsirkan ayat-ayat yang secara lahiriah terkesan problematis, khususnya yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW. Materi disajikan secara sistematis dan mudah dipahami oleh peserta.

Selama sesi materi, peserta mendapatkan penjelasan mendalam mengenai kategori ayat muhkamat dan mutasyabihat, teknik harmonisasi antarayat, serta beberapa contoh ayat yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Sesi penyampaian berlangsung interaktif, di mana sejumlah mahasantri mengajukan pertanyaan spesifik terkait teknik memahami ayat mutasyabihat dalam konteks kekinian. Melalui dauroh ini, diharapkan para mahasantri semakin kokoh dalam memahami kaidah penafsiran yang benar, terutama dalam upaya menjaga kemuliaan dan kemaksuman Nabi Muhammad SAW.