HumasUIN – Dua mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, Siti Mutmainah dari Program Studi Ekonomi Syariah (FEBI) dan Muhamad Farhan Dwiko dari Program Studi Hukum Tata Negara (Fakultas Syariah), terpilih mengikuti kegiatan Akademi Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Akminas) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI. Acara pembukaan kegiatan ini berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, pada Rabu (8/10/2025).
Menurut Dr. Dedi Sunardi, M.H., selaku Wakil Rektor III UIN SMH Banten, dua mahasiswa UIN Banten ini berhasil lolos dari seleksi ketat. “Mereka terpilih dari seribu lebih peserta yang mengikuti seleksi secara daring selama empat hari. Dari jumlah itu, hanya 100 orang yang kemudian terpilih untuk mengikuti kegiatan secara luring,” kata Dr. Dedi. Ia menjelaskan bahwa pemilihan ini didasarkan pada kualitas esai yang mereka tulis dan keaktifan mereka selama kegiatan daring. “Kami bangga dengan prestasi mereka. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Banten memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan,” tambahnya.
Kegiatan Akminas 2025 diikuti oleh ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi keagamaan di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk mendorong para mahasiswa menjadi pemimpin masa depan yang inklusif dan berkarakter kebangsaan.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Amin Suyitno, menjelaskan bahwa Akminas dirancang tanpa membeda-bedakan latar belakang peserta. “Pesertanya dari berbagai kampus, baik Islam maupun non-Islam, negeri maupun swasta. Mereka datang bersama dan saling bergandengan tangan sebagai bagian penting dari bangsa yang majemuk,” ujar Prof. Amin.
Ia menyebut, Akminas menjadi wadah untuk menempa calon pemimpin muda agar dapat memahami nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, dan toleransi. Selama satu minggu, para peserta akan menjalani berbagai pelatihan dan diskusi intensif. Kegiatan tatap muka ini merupakan kelanjutan dari sesi daring yang telah mereka ikuti sebelumnya.
“Mereka sudah digembleng secara daring, kini dipertemukan secara langsung agar bisa berkolaborasi. Bahkan kamar tempat mereka menginap pun akan diatur agar lintas latar belakang, supaya mereka belajar hidup bersama dalam perbedaan,” tutur Prof. Amin.
Kemenag menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dari berbagai bidang, termasuk Gubernur Lemhanas, beberapa menteri koordinator, hingga Menteri Agama. Ini menunjukkan keseriusan Kemenag dalam membekali para peserta dengan wawasan yang komprehensif.
Prof. Amin menjelaskan bahwa peserta Akminas diseleksi melalui proses ketat, termasuk penulisan artikel dan uji kompetensi. Ia berharap, para peserta akan tumbuh menjadi generasi pemimpin yang inklusif, terbuka, dan mampu menjaga harmoni dalam keberagaman. “Mereka ini miniatur Indonesia. Harapannya, mereka bisa menjadi juru bicara generasi muda Indonesia yang menjunjung tinggi semangat inklusifisme dan toleransi,” kata Prof. Amin.
Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Sahiron, menilai Akminas sebagai bagian dari upaya menyiapkan generasi muda menyambut Indonesia Emas 2045. “Anak-anak muda ini kelak akan menjadi pemimpin bangsa. Mereka harus memiliki integritas, keilmuan, dan spiritualitas yang kuat agar bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang unggul dan berdaya saing,” tutupnya.