HumasUIN – UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten melakukan studi tiru Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Rektor UIN Banten bersama Wakil Rektor II sebagai bagian dari persiapan pengembangan program akademik berbasis pengakuan pengalaman kerja dan pembelajaran nonformal.
Menurut Rektor UIN Banten Prof. Dr. Muhammad Ishom, M.A., pemilihan IAIN Kendari sebagai tujuan studi tiru didasarkan pada keberhasilan kampus tersebut dalam menyelenggarakan Program RPL selama dua tahun terakhir. IAIN Kendari dinilai memiliki pengalaman teknis dan tata kelola yang matang dalam mengelola program tersebut.
Prof. Ishom menjelaskan bahwa studi tiru ini bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh terkait mekanisme perkuliahan, sistem konversi pengalaman menjadi satuan kredit semester (SKS), hingga strategi penerimaan mahasiswa RPL. Dengan demikian, UIN Banten dapat menyiapkan program serupa secara terstruktur dan sesuai regulasi.
Rektor IAIN Kendari Prof. Husain Insawqn mengungkapkan bahwa kampusnya telah menjadi rujukan bagi banyak Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). “Banyak kampus PTKIN yang telah melakukan studi banding ke IAIN Kendari sebelum membuka program RPL,” ujarnya saat menerima rombongan UIN Banten.
Program RPL sendiri merupakan skema pendidikan tinggi yang mengakui pengalaman kerja, pelatihan, dan pembelajaran nonformal maupun informal sebagai bagian dari capaian pembelajaran. Melalui mekanisme asesmen portofolio, pengalaman tersebut dapat dikonversi menjadi SKS sehingga mahasiswa tidak harus menempuh perkuliahan dari awal.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa Program RPL hanya mengikuti mata kuliah yang belum terpenuhi dari hasil rekognisi pengalaman. Proses ini dilakukan melalui verifikasi dokumen, wawancara asesmen, serta penilaian oleh tim dosen yang ditunjuk oleh perguruan tinggi penyelenggara.
Prof. Ishom menambahkan bahwa Program RPL berpotensi meningkatkan jumlah calon mahasiswa UIN Banten secara kuantitatif. Hal ini karena RPL membuka akses pendidikan tinggi bagi masyarakat yang selama ini terhambat oleh keterbatasan waktu dan biaya.
Sasaran utama Program RPL antara lain para guru pesantren, penyuluh agama, amil atau modin, serta pekerja profesional lain yang belum menyelesaikan pendidikan strata satu (S1). Melalui program ini, mereka berpeluang memperoleh gelar sarjana dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Selain itu, Program RPL juga menjadi solusi bagi mahasiswa yang terancam drop out akibat melewati masa studi maksimal. Dengan skema rekognisi pembelajaran lampau, capaian akademik dan pengalaman mereka tetap dapat diakui sehingga status kelulusan dapat diselamatkan.
Melalui studi tiru ini, UIN Banten berharap dapat segera membuka Program RPL yang berkualitas dan berdaya saing. Program tersebut diharapkan mampu memperluas akses pendidikan tinggi, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta mendukung penguatan sumber daya manusia di lingkungan UIN Banten dan sekitarnya.
Di sisi lain Warek II UIN Banten Dr. Ali Muhtarom berependapat pembukaan studi melalui program RPL akan meningkat daya tampung jumlah mahasiswa. Kuliah menjadi lebih murah, efisien, dan terjangkau untuk masyarakat luas di daerah Banten dan sekitarnya. “Mudah-mudahan program RPL di UIN Banten dapat dimulai tahun 2026 untuk Prodi-ptodi yang sudah mengantongi akreditasi Unggul. Anggota TNI/Polri, aparatur desa yang belum S1 dapat kuliah melalaui jalur ini,” tegas Ali Muhtarom