HumasUIN – Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten sukses menggelar seminar internasional dengan tema “Transforming Islamic Higher Education Through Innovation and Research for Sustainable Development” yang dilaksanakan di Auditorium pada Rabu, (19/11/2025).
Acara ini menghadirkan sejumlah pakar dari dalam dan luar negeri, seperti Prof. Dr. Yudhi Arifani dari University of Technology Krungthep Bangkok Thailand, Prof. Dr. Maila Dinia Husni Rahiem, M.A dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Jamilah Mohd Basir dari Fakulti Pembangunan Manusia UPSI Malaysia, dan Dr. H. Moh. Nur Arifin, M.Pd dari UIN SMH Banten.
Dalam sambutannya, Dekan FTK, Prof. Dr. H. Subhan, M.Ed, menyampaikan rasa syukurnya karena kegiatan ini dianggap sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan transformasi nilai. Beliau menegaskan bahwa lembaga pendidikan tinggi tidak boleh “berdiri di menara gading” yang tidak bersentuhan dengan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, ia mendorong agar riset dan inovasi yang dikembangkan FTK harus terkait langsung dengan gerak dan kebutuhan masyarakat, mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar (PGMI), hingga pendidikan yang terkait dengan keagamaan.
Prof. Subhan juga menyoroti pentingnya bahasa, khususnya bahasa Inggris dan Arab, yang tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai alat transformasi untuk menularkan gagasan. Ia berharap kegiatan ini berdampak besar dan menjadi ajang untuk saling bertukar pikiran serta memprakarsai joint research (penelitian bersama) dan publikasi bersama dengan peneliti internasional, yang pada akhirnya akan meningkatkan status akreditasi jurnal dan kepenelitian dosen serta mahasiswa.
Selanjutnya, Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Prof. Dr. H. Muhammad Ishom, M.A, turut memberikan sambutan dan menanggapi tema seminar yang ia nilai sangat menarik, terutama karena sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu No One Leaves Behind.
Rektor menyoroti tantangan besar di Banten, di mana mayoritas masyarakat di daerah seperti Pandeglang dan Lebak baru mengenyam pendidikan tuntas selama 6 tahun. Menurutnya, kondisi ini menuntut tanggung jawab besar perguruan tinggi untuk memastikan masyarakat tidak tertinggal.
Prof. Ishom menekankan bahwa materi yang didiskusikan harus bisa diimplementasikan, dan kolaborasi menjadi kata kunci utama untuk mewujudkan tujuan SDGs, termasuk penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Dalam upaya menjaga kualitas dan keterjangkauan pendidikan, Rektor terus berupaya menjalin kerja sama dengan lintas sektoral dan dunia industri agar biaya pendidikan di UIN Banten tetap terjangkau.
Terakhir, ia menyinggung pentingnya peningkatan ranking universitas, yang saat ini masih berada di urutan 14 di tingkat PTKIN dan sekitar 2500 di tingkat Asia. Peningkatan publikasi dan penelitian, melalui artikel yang terbit di jurnal bereputasi internasional pasca seminar ini, diharapkan menjadi strategi utama untuk meningkatkan peringkat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.