UIN Banten dan Nurcholish Madjid Society Gelar Kajian “Beragama Inklusif, Membangun Indonesia Setara”

HumasUIN – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten berkolaborasi dengan Nurcholish Madjid Society menggelar diskusi bertajuk Kajian Titik Temu dengan tema “Beragama Inklusif, Membangun Indonesia Setara” di Auditorium Gedung Rektorat Lantai 3 UIN Banten pada Rabu (22/01/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk merevitalisasi gagasan-gagasan прогрессивные dari cendekiawan Muslim terkemuka, Prof. Dr. Nurcholish Madjid (Cak Nur), terkait substansi Islam, inklusivisme, pluralisme, dan toleransi, demi mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan serta masyarakat Indonesia yang beretika, adil, dan harmonis.

Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen sivitas akademika UIN SMH Banten, termasuk Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama (AAKK), Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK), para Dekan Fakultas, Kepala Bagian Akademik, Kepala Bagian Umum, serta sejumlah besar mahasiswa UIN SMH Banten dan perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Provinsi Banten.

Dalam sambutan virtualnya, Rektor UIN SMH Banten, Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin, M.Pd., menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Nurcholish Madjid Society atas kolaborasi dalam penyelenggaraan kajian ini. Beliau menilai kegiatan ini sebagai terobosan penting dalam ranah akademis UIN SMH Banten untuk berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang setara.

“Untuk menggapai Indonesia Emas, kita semua memiliki empat tugas utama: pertama, menciptakan kerukunan yang kokoh antar umat beragama; kedua, memperdalam ukhuwah Islamiyah; ketiga, memperkuat ukhuwah basyariyah sebagai sesama manusia; dan keempat, memantapkan ukhuwah wathoniyah sebagai warga negara Indonesia,” ujar Prof. Wawan Wahyuddin dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Rektor menekankan pentingnya pemahaman inklusivisme dalam beragama, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi landasan persatuan bangsa. “Selain diperintahkan untuk bertoleransi dalam beragama, kita sebagai warga negara juga terikat oleh ideologi Pancasila, yang terangkum dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Untuk memahami lebih dalam tentang beragama secara inklusif, mari kita simak dengan seksama pemaparan dari para narasumber yang kompeten,” ajaknya.

Omi Komaria Nurcholish Madjid, selaku Ketua Dewan Pembina Nurcholish Madjid Society, menyampaikan rasa terima kasih kepada UIN SMH Banten atas kesediaan menjadi tuan rumah program Kajian Titik Temu ini. Beliau mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama kegiatan Titik Temu diadakan di lingkungan kampus, dari total 61 kegiatan serupa yang telah diselenggarakan oleh Nurcholish Madjid Society.

“Kami ingin memperkenalkan bahwa Nurcholish Madjid Society adalah yayasan yang independen dan tidak berafiliasi dengan kelompok atau kepentingan politik tertentu. Tujuan utama kami adalah untuk mensosialisasikan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, sebagaimana yang telah digagas dan disebarkan oleh Cak Nur—Islam yang ramah, toleran, pluralis, dan demokratis,” jelas Omi Komaria.

Beliau menilai bahwa kegiatan di lingkungan kampus ini merupakan momentum yang sangat strategis untuk mengajak generasi muda, sebagai pewaris masa depan agama Islam, untuk memiliki pemikiran yang terbuka, sikap toleran, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Saya sangat terkesan dengan kemegahan dan luasnya kampus UIN SMH Banten. Saya berharap dari UIN Banten ini akan lahir tokoh-tokoh bangsa yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan Indonesia. Kehadiran kami di sini adalah wujud komitmen bersama untuk memuluskan jalan menuju cita-cita Indonesia yang setara. Kesetaraan ini harus diperjuangkan bersama-sama, terutama dalam bidang agama, politik, maupun ekonomi,” tegasnya.

Menurut Omi Komaria, mewujudkan Indonesia yang setara harus dimulai dari kesadaran setiap umat beragama bahwa seluruh manusia setara di hadapan Tuhan dan negara. Hal ini dapat diimplementasikan melalui sikap ramah kepada siapapun, bersikap toleran terhadap perbedaan, dan memiliki kerendahan hati.

“Tidak boleh ada sikap diskriminatif atas nama apapun dan atas dasar apapun. Jangan sampai terjadi dominasi mayoritas terhadap minoritas, maupun sebaliknya. Karena kita semua setara di hadapan Tuhan dan negara, maka dari itu, kita harus terus memperjuangkan kesetaraan ini untuk mewujudkan Indonesia yang benar-benar setara,” pungkasnya.

Kajian Titik Temu dengan tema “Beragama Inklusif, Membangun Indonesia Setara” ini menghadirkan dua narasumber kompeten, yaitu Prof. Yanwar Probadi, S.S., M.A., Ph.D., seorang akademisi dan peneliti di bidang studi agama, serta Muhammad Wahyuni Nafis, M.A., seorang intelektual muda Muslim yang aktif dalam isu-isu keagamaan dan sosial. Kedua narasumber ini memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya inklusivisme dalam beragama sebagai landasan untuk membangun masyarakat Indonesia yang adil, harmonis, dan setara. Diskusi yang berlangsung interaktif ini diharapkan dapat membuka wawasan dan menstimulasi pemikiran kritis di kalangan mahasiswa terkait isu-isu keberagaman dan kebangsaan.


Leave a Reply

Jl. Jendral Sudirman No. 30
Ciceri, Kota Serang, Provinsi Banten,
Indonesia 42118

Jl. Syech Nawawi Al-Bantani
Curug, Kota Serang, Provinsi Banten
Indonesia 4217

Jl. Jend. Sudirman No.227,
Sumurpecung, Kec. Serang, Kota
Serang, Provinsi Banten Indonesia
42118

 Hak Cipta 2025 – UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Email : surat@uinbanten.ac.id No. Tlp : (0254) 200 323