Humas – UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten saat ini sedang menjalani Asesmen Lapangan (AL) Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 10-12 Juni 2025. Hasil AL ini menjadi rekomendasi untuk menetapkan status akreditasi UIN SMH Banten yang saat ini diharapkan terakreditasi unggul.
Proses asesmen ini dibuka secara resmi di Auditorium Lantai 3 UIN SMH Banten pada Rabu, (11/06). Dalah hal ini Tim asesor BAN-PT yang bertugas melakukan asesmen ini, yaitu Prof. Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag., M.Si dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Drs. Najahan Musyafak, MA dari UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Yusuf Baihaqi, Lc., M.A dari UIN Raden Intan Lampung, dan Dr. Abdur Rozaki, M.Si dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pembukaan asesmen ini dihadiri oleh jajaran pimpinan UIN SMH Banten, termasuk Plh Rektor (Wakil Rektor II), Wakil Rektor I, II, dan III, Kepala Biro AUPK, seluruh Dekan Fakultas, seluruh Kepala Bagian, serta seluruh jajaran tenaga kependidikan (tendik) dan dosen di lingkungan UIN SMH Banten. Turut hadir pula Wakil Wali Kota Serang, menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan UIN SMH Banten.
Dalam sambutannya, Plh Rektor UIN SMH Banten, Dr. H. Subhan, M.Ed, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaan atas terselenggaranya Asesmen Lapangan ini. Beliau menekankan bahwa asesmen ini merupakan momen bersejarah yang akan menentukan keberlanjutan UIN Banten, dengan harapan besar untuk meraih peringkat terakreditasi unggul.
“Masa depan UIN SMH Banten ditentukan hari ini oleh tim asesor. Maka hal ini sekaligus menjadi bagian penting dalam keberlanjutan apakah terakreditasi unggul atau tidak,” ujar Dr. Subhan.
Dirinya juga menjelaskan bahwa perjalanan UIN SMH Banten untuk menjadi salah satu universitas besar di Indonesia memiliki sejarah panjang, sejalan dengan visi dan misi untuk menjadi kampus yang unggul dan berwawasan global. Validasi ini, kata Subhan, tidak hanya dari internal, tetapi juga harus mendapatkan pengakuan dari lembaga resmi seperti BAN-PT.
“Ini adalah validasi dari internal kami, namun juga harus tervalidasi oleh eksternal atau lembaga resmi sebagai kampus yang unggul dan terkemuka,” jelasnya.
Subhan menambahkan, hingga saat ini UIN SMH Banten telah meraih banyak penghargaan dan capaian, termasuk kerja sama dengan kampus luar negeri seperti Thailand, Brunei Darussalam, Turki, Belanda, hingga Jerman. Dalam aspek sumber daya manusia, UIN Banten memiliki 320 dosen, di antaranya 22 guru besar, 160 tenaga pendidik, 97 persen dosen telah bersertifikat profesional, dan 61,54 persen bersertifikat kompetensi bidang.
“UIN SMH Banten memiliki 61 laboratorium sesuai kebutuhan prodi, di mana setiap prodi memiliki laboratorium. Kemudian ruang kelas rata-rata 20,13 meter persegi, ini di atas standar minimal pendidikan yang menuntut satu meter persegi per mahasiswa, dan kita rata-rata 20,13 meter persegi,” ungkapnya, menunjukkan fasilitas yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.
Ketua tim asesor, Ramdani Wahyu Sururie, menjelaskan bahwa tugas pihaknya adalah melakukan asesmen lapangan untuk memastikan standar mutu pendidikan tinggi yang dilaksanakan UIN telah sesuai dengan mutu yang disampaikan sebelumnya.
“Sebagai manusia kita perlu cermin untuk melihat apakah kita sudah berjalan di rel yang benar, berarti kalau kita kaitkan dengan perguruan tinggi sebagai perguruan tinggi tentu akreditasi ini adalah cermin bagi institusi pendidikan untuk melihat sejauh mana telah mencapai visi dan misi,” kata Ramdani.
Dirinya menganalogikan proses akreditasi ini seperti menanam pohon, yang diberikan pupuk dan disiram dengan kerja keras, sehingga buahnya akan dinikmati oleh generasi-generasi yang akan datang. “Jadi akreditasi bukan titik akhir, tapi ia adalah kompas agar kita tidak tersesat dalam rutinitas tanpa arah,” pungkasnya, memberikan gambaran bahwa akreditasi adalah panduan untuk terus berkembang.