16 Mar
1363

NABI DIAJAK BERKOLUSI

وان كادوا ليفتنونك عن الذى اوحينا اليك لنفترى علينا غيره واذا لاتخذوك خليلا. ولولا ان ثبتنك لقد كدت تركن اليهم شيئاقليلا ( الاسرء : ٧٣-٧٤)

"Dan mereka hampir memalingkan engkau (Muhammad) dari apa yg telah kami wahyukan kepadamu, agar engkau mengada-ada yg lain terhadap Kami, dan jika demikian tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia. Dan sekiranya Kami tidak memperteguh (hati) mu, niscya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka (Al-Isra : 73-74)

Ayat ini menggambarkan informasi Tuhan yang paling polos tentang sikap Nabi yang hampir tergoda untuk melakukan kolusi dengan pihak yang mempunyai kepentingan. Kolusi diajukan tokoh suku terkemuka , Tsaqif, agar Nabi membuat deklarasi yang menyatakan tanah wilayah mereka merupakan kota suci seperti halnya Mekah.

Ajakn kolusi itu membuat Nabi   tersedak karena harus membuat firman baru yang menyatakan wilayah suku Tsakif sebagai tanah haram di satu sisi, dan sahabat Nabi yg miskin agar tidak dihadirkan dalam setiap pertemuan di sisi lain. Dilema yang cukup berat dihadapi Nabi sehingga terbetik dalam pikiran Nabi , demi dakwahnya berjalan mulus, ia harus memenuhi ajakan kolusi tersebut.

Keterbetikan tak patut itu kemudian sirna dari Nabi setelah karakter original Nabi tumbuh untuk menolak dengan tegas ajakan kaum musyrik. Nabi kini tetap terjaga kesucian kemuliaannya menegakkan dakwah tanpa tendensi pamrih .

Ada empat hal dari peristiwa qurani ini yang patut kita tangkap. Pertama, Tuhan sangat polos membeberkan kelemahan Nabi sebgai kekasihnya yang semestinya kelemahan ini dirahasiakan tidak untuk diekspos dalam sebuah kitab suci. Ini jelas menunjukan keunikan Tuhan dan sekaligus keterbukaan kitab suci.

Kedua, kekuatan pasar dan kharisma Nabi sangat dipercaya karena pernyataannya membawa pengaruh besar dan efektif untuk ditaati dan dikagumi oleh publik yg demikian kompleks dan menantang.

Ketiga, kota suci Mekah dipandang wilayah yang elite dan berwibawa dan menjadi destinasi wisata dan perdagangan yang mngundang kecemburuan wilayah lain.

Keempat, dengan keunikan dan kekuatan yang ada pada diri Nabi dan lokusi yg dimukiminya adalah logis kalau Nabi kemudian nyaris dijebak untuk bersedia berkolusi dengan pihak-pihak yg berkepentingan.

Semua peristiwa di atas membuktikan bahwa Nabi dan Qurannya bukanlah entitas yang dibuat buat atau propoganda kepalsuan Nabi atas nama kharisma tukang tenung yang berbau magis tetapi Nabi dan Quran benar-benar mengandung persinggungan kimiawi rohaniah atas nama dan direkayasa Tuhan secara alamiah/hak yang sesuai dengan kebutuhan manusiawi.