04 Jun
1182

Bekerja Sama Dengan 8 Universitas Dalam dan Luar Negeri, UIN Banten Gelar Webinar Internasional.

HumasUIN - Webinar internasional bertemakan "Integration Of Islamic Sciences Models in Higher Educaitions" yang digelar secara daring  merupakan seri ke-2 dari seri Webinar Internasional yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan kali ini UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten menjadi tuan Rumah kegiatan (host-red) dengan leading sektor Pascasarjana dan LPPM, Kamis (3/6).

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kerjasama forum 8 Universitas di dalam dan luar negeri yang terdiri dari UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, University Tun Hussen Onn Malaysia, UIN Sayid Ali Rahmatullah Tulung Agung, UIN Kyai Haji Ahmad Siddiq Jember, Universitas Darussalam Gontur, Universitas Islam Indagiri Hilir Riau, IAIN Kudus dan STAI Dr. KH Ez. Muttaqien Purwakarta.

Tema "Integration Of Islamic Sciences Models in Higher Educations" diusung untuk mendiskusikan model-model integrasi ilmu dan pengalaman pengalaman perguruan tinggi dalam implementasi integrasi ilmu secara konseptual dan Aplikatif.

Webinar ini ini terdiri dari 2 Keynote Speakers yaitu Rektor UIN Banten, Prof. Fauzul Iman, dan Dr. Khalimi Binti Mohd Kholid dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia Serta 5 Narasumber lain yaitu Dr. Muhammad Kholid Muslih (UNIDA Gontor) Aslam Sa'ad, Ph.D (UIN KH Ahmad Sidiq Jember), Dr. H. Masrukin, M.Pd (IAIN Kudus), Dr. Manpan Drajat, M.Ag, (STAI Dr. KH. EZ Muttaqin, Purwakarta), Dr. Nurkholis M.Pd (UIN Sayid Ali Rahmatullah, Tulungagung). Dipandu Oleh Dr. Anita dan dimoderatori oleh Dr. Iffan Ahmad Gufron, dan Ahmad Habibi Syahid, M.A. (UIN Sultan Maulana Hassanudin, Banten)

Rektor UIN SMH Banten Porf. Fauzul Iman, menuturkan bahwa integrasi keilmuan untuk membangun kedewasaan beragama di perguruan tinggi adalah keniscayaan. Pengembangan keilmuan di perguruan tinggi Keagamaan Islam perlu dibebaskan dari kegiatan yang bersifat Linieritas semata dengan mengesampingkan integratif-interkonektif Islam dan Sains. Ilmu Agama dan sains dapat dileburkan sehingga menghasilkan teori dan pengetahuan baru yang akan membawa manusia dan ketinggian Intelektual dan kekayaan spiritual untuk memperoleh kebenaran.

Selain itu, ia juga menjelaskan perwujudan integrasi keilmuan dalam tridarma perguruan tinggi dilakukan dengan tiga cara, pertama membangun jejaring kolaborasi keilmuan yang bersifat global, kedua menjalin kolaborasi dan kerjasama riset dan publikasi ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu dengan berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri dan ketiga penguatan pusat pengabdian masyrakat yang aplikatif dan tepat sasaran.

Sementara itu Dr. Khalimi dalam paparan materinya memaparkan model pelaksanaan Integrasi sains dan Islam di beberapa Perguruan Tinggi di Malaysia, Ia Mencontohkan University Tun Hessein Onn Malaysia yang melandasi integrasi sains dan islam pada paradigma Tauhid, yaitu satu kerangka pandangan alam (worldview) bahwa Allah SWT. sebagai Al-Khaliq dan Manusia sebagai Al-Mahluk berdasarkan hubungan integrasi antara Allah SWT. dengan manusia (habl min Allah), manusia dengan manusia (habl min anass) dan hubungan manusia dengna mahluk lain yang dasar utamanya yaitu ilmu, iman dan amal melalui penghayatan terhadap aqidah, syariah, dan ahlak untuk mencapai kejayaan (al-falah) di dunia dan di akhirat.

Diakhir materi, narasumber menyimpulkan bahwa integrasi keilmuan adalah suatu niscaya, pengalaman pandemic covid 19 mengajarkan kepada perguruan tinggi bahwa Kompartementalisasi ilmu pengetahuan (monodisiplin-red) tidak menyelsaikan sendiri suatu permasalahan yang kompleks seperti covid 19, pilihannya adalah multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin ilmu pengetahuan dengan berbagai variannya termauk UIN Banten yang mengambil corak paradigma Integrasi-komparatif-difusi, namun implementasi dari integrasi keilmuan ini masih memerlukan waktu dalam tataran teknis aplikatif seperti misaalnya implementasi integrasi keilmuandalam RPS Dosen dan karya-karya ilmiah mahasiswa seperti skripsi, tesis, dan disertasi. (Adhi)