Universitas Islam Negeri (UIN) menggelar seminar kebangsaan dengan tema “Penanaman Wawasan Kebangsaan di Era Digital dalam Menghadapi Ideologi Transnasional”, di Aula Rektorat Lantai 3 UIN Banten, Selasa (17/9/2019). Acara dalam rangka menangkal paham radikalisme di era digital itu, menghadirkan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj.
Senada dengan itu, sebagai pemateri Kiai Said Aqil Siraj memberikan semangat moderasi dalam berbangsa dan bernegara, dengan berpihak terhadap keadilan dan keselamatan Bhineka Tunggal Ika.
“Wawasan kebangsaan di era digitalisasi ini memang sangat rentan, karena bisa masuk dengan sangat mudah dan cepat. Sekali ketik, sekali post, sekali lihat. Maka, dianggap perlu mencermati dan mencerna hal tersebut dengan baik dan teliti. Jangan sampai, termakan suasana dan langsung tiba-tiba menyalahkan ke salah satu pihak saja,” ujarnya.
Langkah-langkah konkret dalam menangani paham yang dilarang tersebut, menurut dia, di antaranya dengan menyerang kembali akun tersebut sebagai penengah.
“Jikalau ada seseorang atau akun yang menyebarkannya lewat satu dua media sosial, maka kita bersama juga harus menepisnya dengan memberikan suatu konten yang bisa meredam itu semua. Bukan menyerangnya dengan komen negatif atau lainnya,” ucapnya.
Disinggung mengenai revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kata dia, harus mengikuti apapun keputusan pemerintah yang sudah dirumuskan.
“Saya tidak mau banyak komentar. Intinya, kita harus mau mengikuti Ulil Amri di negara kita sendiri, yaitu Pemerintah Republik Indonesia (RI), karena RUU KPK sangat rentan,” ucapnya.
Peran sektor pendidikan
Rektor UIN Banten Fauzul Iman mengatakan, acara itu berguna untuk menanamkan kepada sivitas akademika UIN Banten, agar tidak tumbuh sifat atau paham yang menyimpang.
“Untuk menangkal paham yang sangat mengerikan, seperti radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme, maka dianggap perlu dengan mengangkat upaya hal ini. Dan itu semua sudah dikupas tuntas oleh pemateri yang sangat berkompeten di kalangan umat Islam oleh Kiai Said Aqil Siraj,” ucapnya.
Di zaman yang serba digital ini, Fauzul memandang semua kalangan, apalagi generasi milenial yang mayoritas oleh mahasiswa dan kaum cendikiawan, jangan sampai termakan isu paham-paham yang tak perlu diikuti. Apalagi, sampai menjalankan di luar syariat yang tidak benar.
“Dengan seminar kebangsaan ini, sangat tepat bagi kampus yang ada di Indonesia sebagai peran di sektor pendidikan, sebagai kemampuan dan kecakapan dalam masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Sebab, Indonesia ini terdiri dari bersuku-suku, berpulau-pulau, dan beaneka ragam agama, tidak bisa ditentukan hanya dari satu hal saja, itulah demokrasi dalam karakter moderat yang unggul,” katanya kepada Kabar Banten.